Gunung Rantekambola

Gunung Rantekambola Latimojong 3455 mdpl atau setara dengan 11335 kaki,  salah satu puncak tertinggi dari sekitar 12 puncak pegunungan latimojong. Puncaknya terdapat sebuah batu yang di susun oleh pendaki yang di merupakan tanda titik tertinggi pada puncak ini, durasi waktu untuk mendaki gunung ini sekitar 5-7 hari, jalurnya bisa dari Kec. Mingkendek, Kab. Tanah Toraja, bisa juga dari Kec. Baraka, Kab. Enrekang, dan bisa juga dari Ranteballa Kec. Latimojong, Kab. Luwu. Jalur menuju ke gunung ini agak susah karna melewati punggungan yang sangat dingin karna di atas ketinggian 3000 mdpl lebih dan masih jarang nya orang yang pernah ke puncak ini.

Berikut adalah beberapa Gunung di Pegunungan Latimojong
Puncak yang Membujur dari Barat ke Timur yaitu:
  • Gunung Pantealoan 2.500 mdpl
  • Gunung Pokapinjang 2.970 mdpl
Puncak yang melintang dari Utara ke Selatan adalah:
  • Gunung Sinaji 2.430 mdpl
  • Gunung Lapande 2.457 mdpl
  • Gunung Sikolong 2.754 mdpl
  • Gunung Rante Kambola 3.083 mdpl
  • Gunung Rantemario 3.473 mdpl
  • Gunung Nenemori 3.397 mdpl
  • Gunung Bajaja 2.706 mdpl
  • Gunung Latimojong 3305 mdpl
Rute Pendakian :
Jalur akses yang umum dipakai adalah dari kecamatan Baraka, Baraka ini bisa dicapai dari arah Makassar atau Tana Toraja dengan menumpang bis dan turun di Cakke. Kemudian dilanjutkan dengan menumpang angkutan lokal ke Baraka.
Baraka – Karangan
Dari Baraka ke Karangan bisa ditempuh dengan mobil sejenis Hartop atau Truk  Angkutan ini hanya ada pada hari pasar Baraka yaitu hari Senin dan Kamis. Angkutan lain adalah Ojek dan kita akan diantar langsung ke Karangan hanya saja cukup, sebelum tiba di Karangan ada akan melewati beberapa desa atau dusun ( Karuaja, Agin-agin Rante Lemo dll)
Dusun Karangan – Pos 1
Jalur trekking dari Karangan menuju pos 1 dimulai dengan mengikuti aliran sungai Salu Karangan kemudian menyeberangi sebuah jembatan batang pohon dan menanjak naik dengan kemiringan 50-70 derajat. Keadaan jalur hingga ke Pos 1 ini banyak sekali jalan bercabangnya, yang merupakan jalur pemburu dan penebang kayu. Pos 1 ini bernama Buntu Kaciling dan berada diketinggian 1800m d.p.l dan merupakan sebuah areal terbuka seukuran 4 meter persegi disini tidak ada sumber mata air.
Pos 1 – Pos 2
Menuju Pos 2 dari pos 1 jalur trek akan bervariasi yaitu mendaki dan menurun serta melipiri tepi jurang. Mendekati pos 2 rute jalannya akan menurun karena pos 2 berada disebuah lembah ditepi sungai yang mengalir besar. Pos 2 ini berupa sebuah areal dibawah tebing batu seukuran 4 meter persegi. Sumber air melimpah disini dan sangat dekat dari areal camp. Pos 2 berada diketinggian 1800m d.p.l dan pos 2 ini disebut juga dengan nama Goa Sarung Pakpak. Waktu tempuh dari pos 1 adalah 1 jam 45 menit. Pos 2 biasanya dijadikan tempat bermalam oleh pendaki.
Pos 2 – Pos 3
Menuju Pos 3 yang bernama Lantang Nase rutenya adalah tanjakan terjal 80 derajat dan ini akan ditempuh terus selama 1 jam perjalanan. Tanajakan ini tanpa bonus jalan mendatar dan sangat berbahaya jika lengah dengan keseimbangan bisa terjungkal kebelakang. Pos 3 ini berupa sebuah daerah datar seukuran 5 meter persegi serta tidak ada sumber airnya dan berada pada ketinggian 1940m d.p.l
Pos 3 – Pos 4
Rute menuju Buntu Lebu atau Pos 4 ini dari Pos 3 masih mempunyai kemiringan 60 – 70 derajat dengan sesekali bonus jalan mendatar. Pos 4 berada diketinggian 2140m d.p.l dan merupakan sebuah areal datar ukuran 6 meter persegi. Tertutup pepohonan dan tidak mempunyai sumber air. Waktu tempuh dari pos 3 adalah 45 menit.
Pos 4 – Pos 5
Pos 5 atau dikenal juga dengan sebutan Soloh Tama, merupakan sebuah daerah datar yang luar dan bisa menampung paling tidak 10 tenda. Daerah ini sedikit terbuka dan terletak disisi sebuah punggungan dengan ketinggian 2670 m d.p.l dan waktu tempuh dari pos 4 adalah 1 jam 30 menit. Disini terdapat sumber air berupa sebuah sungai yang berjarak kira-kira 100 meter menurun kelembah. Tempat ini juga biasanya dijadikan tempat bermalam oleh pendaki.dari sini kita sudah dapat melihat puncak Rantemario dari kejauhan apabila cuaca cerah
Pos 5 – Pos 6
Pos 6 merupakan sebuah daerah datar ukuran 3×6 meter dan mempunyai ketinggian 2780 m d.p.l jarak tempuh dari pos 5 sekitar 40 menit. Dari pos ini sudah terlihat jelas jejeran pegunungan Latimojong serta Buntu Dea dari kejauhan. Disini tidak terdapat sumber mata air.
Pos 6 – Pos 7
Jarak tempuh dari pos 6 ke pos 7 adalah 1 jam 30 menit. Sepanjang rute menuju pos 7 jalan setapaknya sudah terbuka dan hamparan jejeran penggunungan Latimojong jelas terlihat. Pos 7 berada pada ketinggian 3100m d.p.l pos ini dikenal juga dengan nama Kolong Buntu. Pemandangan sangat indah dari pos ini. Di pos ini juga terdapat sebuah sumber mata air berupa sungai kecil jernih dan sebuah kolam besar dibawahnya. Jarak dari lokasi camp sekitar 15 meter.
Pos 7 – Pertigaan
Perapatan adalah sebuah medan terbuka yang cukup luas disini kita menemukan jalan kekiri ke puncak Rante Mario, kanan ujung 30° adalah kepuncak Nenemori dan kanan 90° adalah jalan turun ke Palopo. Sebelum mencapai perapatan ini kita akan bertemu dengan jalan bercabang yaitu kekanan ke puncak antene (antene komunikasi ABRI yang tidak terpakai lagi), dan kekiri ke Perapatan. Waktu tempuh dari pos 7 adalah 20 menit, dengan ketinggian 3300m d.p.l dan tidak ada sumber air disini.
Pertigaan – Persimpangan
Dari lapangan (pertigaan) yang berada pada persimpangan  Gunung Nenemori Latimojong 3397 mdpl dan Gunung Rantemario Latimojong 3478 mdpl, kita mengambil jalur kiri yang menuju Rantemario setelah berjalan kurang lebih 30 menit terdapat lagi persimpangan yang apabila anda memilih jalur kiri maka anda akan naik ke puncak Rantemario Latimojong dan apabila memilih jalur kanan maka anda akan menuju Gunung Rantekambola Latimojong 3083 mdpl
Persimpangan – Puncak Rantekambola
Untuk menuju Gunung Rantekambola dari persimpangan masih membutuhkan waktu kurang lebih dua hari, di sinilah jalur tersulitnya di karnakan sepanjang perjalanan tersebut kita harus menjalani hamper seperdua punggungan Pegunungan Latimojong dengan kondisi alam yang terbuka dan dirapati oleh Vegetasi tumbuhan kerdil, di perparah lagi medan yang terbuka dan iklim cuaca yang sangat dingin. Dan di tandai oleh sebuah susunan batu-batu (tranggulasi)


    Oleh: Hafsa ludica yusuf

Komentar

Postingan populer dari blog ini